Jumat, 20 Agustus 2021

SYIAH

 Aliran  Syi’ah

1.   Sejarah Syi’ah

Syi’ah  menurut bahasa berarti sahabat atau pengikut. Dalam kajian ilmu kalam, kata syi’ah lebih spesifik ditujukan kepada   orang-orang  yang menjadi pengikut atau pendukung Ali bin   Abi Ṭālib. Menurut Macdonald,   para pendukung Ali ini tidak mau menerima penamaan diri mereka dengan Syi’ah sebagai suatu golongan atau sekte,  kaum  sunni  yang  memberi  nama  Syi’ah  kepada  mereka  itu  sebagai  suatu ejekan.  Tetapi  menurut  Watt,  penamaan  Syi’ah  terhadap  para  pendukung  dan pengikut Ali itu bukanlah diciptakan oleh lawan-lawan mereka, namun oleh mereka sendiri.

Menurut As-Sahrastani, Syi’ah adalah nama kelompok bagi mereka yang menjadi pengikut (syaya’u)    Ali bin    Abi Ṭālib, dan berpendirian bahwa keimaman/kekhalifahan itu berdasarkan pengangkatan dan pendelegasian (nash- washiyah) baik dilakukan secara terbuka maupun secara sembunyi-sembunyi atau rahasia, dan mereka yang percaya bahwa keimaman itu tidaklah terlepas dari anak keturunan Ali bin Abi Ṭālib.

Munculnya aliran Syi’ah tidak dapat dipisahkan dari tokoh kontroversial yang bernama Abdullāh   Ibnu Saba’. Abdullāh Ibnu Saba’  adalah seorang pendeta Yahudi berasal dari Yaman yang pura-pura masuk Islam. Sebagian ahli sejarah berpendapat

 

bahwa Abdullāh   Ibnu Saba’  ini masuk Islam dengan tujuan hendak merusak Islam dari dalam karena mereka tidak sanggup mengacaukan dari luar.

Propaganda yang pertama kali dilancarkan oleh Abdullāh    Ibnu Saba’  adalah dengan   cara   menyebarkan   fitnah   tehadap   Khalifah   Utsman   bin   Affan   dan menyanjung-nyanjung Ali bin  Abi Ṭālib     secara berlebih-lebihan. Propaganda ini mendapatkan sambutan dari sebagian masyarakat Madinah, Mesir, Bashrah, dll. Dia sangat berani membuat hadiś palsu yang bertujuan mengagung-agungkan Ali bin  Abi Ṭālib  dan merendahkan Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khaṭab, dan Utsman bin Affan. Di antara propaganda Abdullāh   Ibnu Saba’  adalah:

a.   al-Wishoyah

Arti al-wishoyah adalah wasiat. Nabi Muhammad Saw.  berwasiat supaya khalifah (imam) sesudah beliau adalah  Ali bin  Abi Ṭālib, sehingga beliau diberi gelar al-washiy (orang yang diberi wasiat).

b.  Ar-Raj’ah

Arti ar-raj’ah ialah kembali. Ibnu Saba’   menyampaikan bahwa Nabi Muhammad Saw.  tidak boleh kalah dengan Nabi Isa As. Kalau Nabi Isa As. akan kembali pada akhir zaman  untuk menegakkan keadilan, maka Nabi Muhammad Saw.  lebih patut untuk kembali. Ali bin  Abi Ṭālib juga akan kembali di akhir zaman  untuk menegakkan keadilan. Ia tidak percaya bahwa Ali bin   Abi Ṭālib telah  mati terbunuh tetapi masih hidup.

c.   Ketuhanan Ali bin  Abi Ṭālib

Ibnu Saba’  juga mempropagandakan paham bahwa dalam  tubuh Ali bin Abi Ṭālib     bersemayam unsur ketuhanan. Oleh karena itu Ali bin   Abi Ṭālib mengetahui segala yang gaib , dan selalu menang dalam peperangan melawan orang kafir, suara petir adalah suara Ali bin   Abi Ṭālib   , dan kilat adalah senyumannya.

2.   Sekte-Sekte Syiah Dan Pahamnya

K.H. Sirajuddin Abbas menyebutkan, bahwa Syi’ah itu terpecah belah menjadi

22 golongan, di antaranya adalah:

a.    Syi’ah Sabaiyah

Syi’ah ini adalah pengikut Abdullah Ibnu Saba’. Sekte ini termasuk syi’ah ghaliyah (syi’ah yang keterlaluan, yang berlebih-lebihan). Disamping mempercayai kembalinya Nabi Muhammad dan Ali bin   Abi Ṭālib     di akhir zaman   nanti,   juga memenyebarkan paham bahwa malaikat Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu dari Tuhan. Karena sebenarnya wahyu yang seharusnya diturunkan kepada Ali bin  Abi Ṭālib   tetapi justru diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

b.   Syi’ah Kaisaniyah

Syi’ah ini adalah pengikut Mukhtar bin Ubay as-Tsaqafi. Golongan ini tidak mempercayai adanya ruh Tuhan dalam tubuh Ali bin   Abi Ṭālib, tetapi mereka meyakini bahwa Imam  Syi’ah adalah ma’sum dan mendapatkan wahyu.

 

c.    Syi’ah Imamiyah

Yaitu Syi’ah yang percaya kepada Imam-imam yang ditunjuk langsung oleh nabi Muhammad Saw.   yaitu Ali bin   Abi Ṭālib     sampai 12 orang Imam keturunannya, yaitu:

1)   Ali bin  Abi Ṭālib   (600-661 M), juga dikenal dengan Amirul Mukminin

2)   Hasan bin Ali (625-669 M), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba

3)   Husain bin Ali (626-680 M), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid

4)   Ali bin  Husain (658-713 M), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin

5)   Muhammad bin Ali (676-743 M), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir

6)   Jafar bin Muhammad (703-765 M), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq

7)   Musa bin Ja'far (745-799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim

8)   Ali bin  Musa (765-818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha

9) Muhammad bin Ali (810-835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi

10) Ali bin  Muhammad (827-868 M), juga dikenal dengan Ali al-Hadi

11) Hasan bin Ali (846-874 M), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari

12) Muhammad bin Hasan (868- M), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi

d.   Syi’ah Isma’iliyah

Yaitu Syi’ah yang  mempercayai hanya 7 orang Imam, yaitu mulai Ali bin Abi Ṭālib   dan diakhiri Ismail bin Ja’far as-Shaddiq yang lenyap dan akan keluar pada akhir zaman . Sekte Syi’ah Ismailiyah ini berkembang di Pakistan yang merupakan murid Aga Khan. Urutan imam-imam yang dipercaya oleh Syi’ah Isma’iliyah adalah:

1) Ali bin  Abi Ṭālib   (600-661 M), juga dikenal dengan Amirul Mukminin

2) Hasan bin Ali (625-669 M), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba

3) Husain bin Ali (626-680 M), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid

4) Ali bin  Husain (658-713 M), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin

5) Muhammad bin Ali (676-743 M), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir

6) Ja'far bin Muhammad bin Ali (703-765 M), juga dikenal dengan Ja'far ash- Shadiq

7) Ismail  bin  Ja'far (721-755  M), adalah  anak  pertama Ja'far ash-Shadiq  dan kakak Musa al-Kadzim.

e.    Syi’ah Zaidiyah

Yaitu Syi’ah pengikut Imam Zaid bin Ali bin  Husein bin Ali bin  Abi Ṭālib, Syi’ah ini berkembang di Yaman. Sekte ini termasuk yang tidak ghullat. Mereka tidak mengkafirkan Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaṭab, Utsman bin Affan, walaupun berkeyakinan bahwa Ali bin   Abi Ṭālib    lebih mulia dari ketiganya. Mengenai pelaku dosa besar, mereka berkeyakinan apabila mati sebelum taubat maka akan masuk neraka selama-lamanya.

 

f.    Syi’ah Qaramithah

Yaitu  kaum  Syi’ah  yang  suka  menafsirkan  al-Qur’an  sesuka  hatinya. Mereka  mengatakan  bahwa  malaikat-malaikat  adalah  muballigh  mereka  dan setan-setan adalah musuh mereka, sembahyang adalah mengikuti mereka, haji adalah  ziarah  kepada  imam-imam  mereka.  Orang  yang  sudah  mengetahui sedalam-dalamnya Allah, tidak perlu sembahyang, puasa, dll.

Sumber : AKIDAH AKHLAK MA KELAS XI, Direktorat KSKK Madrasah, DirektoraJenderaPendidikan Islam, Kementerian Agama RI